Tuesday 14 July 2015

Jenis - Jenis Cairan Infus

Infus cairan adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam tubuh untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Fungsi NaCl bagi tubuh yang sehat sebenarnya tidak ada. NaCl 0,9%, misalnya, dulu dikenal sebagai cairan fisiologis karena dianggap memiliki kandungan cairan yang menyerupai kandungan cairan tubuh. Biasanya cairan ini digunakan pada penderita rawat inap yang memerlukan jalur infus, yang tanpa kelainan pada kandungan cairan tubuh (dalam artian tidak terdapat perubahan nilai elektrolit dalam tubuh). Namun, dalam keadaan tertentu (misalnya kadar natrium dalam darah menurun), NaCl dapat digunakan (secara infus) untuk meningkatkan kadar natrium, tentunya dengan menyesuaikan persen NaCl yang dibutuhkan. Dengan kata lain NaCl itu juga merupakan molekul yang orang bilang garem dapur terdiri dari Na+ dan Cl- merupakan ion elektrik... berperan dalam natrum kalium ATP-ase yang intinya semua kerja tubuh yang memerlukan listrik, seperti saraf, otot, chenel2 reseptor, dll


JENIS - JENIS CAIRAN INFUS
1. Cairan hipotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik.
Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

Untuk Lebih Lengkap Download disini 

No comments:

Post a Comment